Persija Artikel

Gorengan Isu Bobrok, Godok Terus Sampe Mentok

JakOnline – Sempat adem atmosfer suporter tanah air, belakangan angin sejuk itu mulai terusik lagi. Entah darimana dan siapa yang mulai, gesekan antarsuporter sayup-sayup mulai terlihat meski tidak dalam skala terang-terangan seperti sebelumnya.

Dimulai dari Arema FC dan kelompok internalnya yang seperti terpecah dua kubu. Kubu pertama adalah kubu yang protes sikap apatis pihak klub terhadap pengusutan secara tuntas Tragedi Kanjuruhan, melawan kubu Yuli Sumpil cs yang dengan percaya diri pasang badan untuk manajemen klub.

Mengiringi kronologi ini, penolakan Arema FC berkandang di kota lain memang sempat ramai. Sejumlah kota seperti Bali, Magelang, Bantul, hingga Semarang, menolak dengan keras Arema FC berkandang di tanah mereka. Alasan mereka jelas, yakni ingin mendorong manajemen Arema FC untuk menyelesaikan dulu urusan mereka, baru kembali fokus ke kompetisi.

Arema FC akhirnya bisa mendapatkan “kandang” setelah PT. LIB menjamin mereka bisa menggunakan Stadion PTIK, Jakarta Selatan, sebagai venue untuk menggelar pertandingan melawan PSM Makassar.

Hal ini pula yang sempat membuat kubu suporter Jakarta kena sindir dari segelintir teman-teman luar kota. Sebabnya adalah suporter di Jakarta, sebagai yang punya tempat, dianggap acuh tak acuh terhadap korban Tragedi Kanjuruhan karena tidak ikut menolak kehadiran Arema FC di kota mereka.

Anggapan yang sebenarnya bisa terpatahkan karena Stadion PTIK tidak melibatkan the Jakmania sebagai salah satu stakeholder-nya. Alias, itu bukan stadion yang dipakai Persija Jakarta berkandang rutin meski pernah beberapa kali yakni saat menjamu Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Lha wong waktu itu di situ Persija juga numpang kok…

Selesai urusan penolakan, narasi mulai bergeser ke arah lain. Sebagian masyarakat media sosial menganggap, “pesanan” masuk lewat kualitas wasit Liga 1 yang memang sedari awal musim sudah menjadi bahan perbincangan.

Terbaru, gol kedua Persija Jakarta yang dicetak Michael Krmencik saat menjamu Arema FC di Stadion Patriot (12/2) berbau offside. Wasit tetap mengesahkan gol tersebut, Persija menang tiga angka, naik ke puncak klasemen.

Michael Kremncik selepas laga melawan Arema FC

Di sinilah narasi keruh itu kembali dilempar. Persija dianggap mendapatkan “bantuan” untuk bercokol di puncak klasemen menggantikan PSM Makassar. Hal yang kemudian sangat disayangkan adalah, ada pemain Liga 1 yang kebetulan berseragam Persib Bandung, David da Silva (DDS) ikut bersuara mengenai isu ini.

Mengutip dari Goal Indonesia, DDS yang juga top skorer sementara Liga 1, ikut mengomentari unggahan di Instagram yang menayangkan gol Krmencik. Nadanya pun agak menyindir.

Pada akun Instagram yang menampilkan gol tersebut, David berkomentar ‘Tuhan, lindungi sepakbola Indonesia.”

Sesuatu yang berpotensi besar membuyarkan semangat rekonsiliasi bagi suporter kedua klub. Meski dalam unggahan Instagram terpisah di kolom komentar Osvaldo Haay, DDS mencuitkan pesan positif. “Valdinho Hayooo 🔥🔥🔥,” katanya.

Anak Jakarta Jangan Ge-Er Dulu…
Begini, situasi memang menjadi agak gerah belakangan. Tapi, fans Persija dan beberapa teman-teman anggota the Jakmania mungkin jangan ge-er dulu. Tidak perlu merasa menjadi yang paling disudutkan di situasi sekarang. Soal kualitas wasit, ini emang udah jadi isu serius dari awal kompetisi bergulir. Mungkin efeknya lebih terasa karena belum lama kita jadi yang “diuntungkan” dengan situasi ini. Mungkin loh ya…

Lagipula, Ketua Umum the Jakmania, Diky Soemarno juga sudah terang-terangan bilang kalau ‘Persija diuntungkan oleh wasit’. Ditambah, Bung Diky juga meminta suporter untuk bersikap fair.

“Kalau kita teriak ketika tim kita dirugikan wasit, kita juga mesti berani mengakui kalau tim kita diuntungkan wasit,” begitu tweet pria yang kerap disapa ‘Tum’ tersebut.

Soal wasit, kita sepakat ini jadi pekerjaan rumah penting untuk operator liga. Hanya saja, isu ini jangan digiring terlalu jauh sehingga memunculkan kembali label ‘anak papa’ atau ‘anak emas’.

Sindir menyindir sudah mulai kembali terasa di linimasa. Jarak antara kembali berpecah dan tidak itu hanya sebatas respon dan statement dari akun-akun penting di masing-masing kubu suporter. Jadi sebaiknya fokus saja mendukung tim masing-masing, dan melempar banter sewajarnya kepada tim lain jika dirasa perlu.

Dengan situasi saat ini, isu-isu yang berpotensi menimbulkan gesekan akan terus digosok-gosok sampai mentok. Seakan ada pihak yang tidak rela melihat suporter berada di dalam satu barisan.

Harus diakui, situasi masih sensitif untuk bertukar banter secara lepas dan masih hanya berlaku di antara individu-individu yang memang sudah akrab secara personal. Bukan melalui proxy kelompok dan komunitas.

Jadi, sepertinya kita semua sudah sepakat tidak ada untungnya kita terus terlibat pertikaian horizontal dengan kubu suporter lain, atau setidaknya menanggapi provokasi dari jempol-jempol tidak bertanggung jawab. Itu cuma akan memulai lagi lingkaran setan yang membawa kemudharatan untuk ummat. Abdillah-JO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X