JakOnline – Persija Jakarta melakukan perombakan besar-besaran untuk mengarungi Liga 1 musim ini. Mulai dari jajaran manajemen hingga skuad, semuanya kini diisi nama-nama segar. Bahkan untuk mempersiapkan, sejumlah kejutan, termasuk melepas Marko Simic dan Rohit Chand, sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan suporter. Padahal, dua pemain tersebut punya sumbangsih yang tidak main-main di beberapa musim ke belakang.
Dari segi pemain, tenaga asing di skuad Persija memiliki jam terbang yang tidak main-main. Mulai dari pemain tim nasional di negaranya, hingga pernah berlaga di Liga Champions. Sebut saja mulai dari Ondrej Kudela dan Michael Krmencik yang berasal dari Ceko, hingga Hanno Behrens (Jerman) dan Abdulla Yusuf (Bahrain). Mereka datang sesua dengan “pesanan” langsung pelatih kepala musim ini, Thomas Doll.
Melihat materi pemain asing Persija musim ini yang dibumbui oleh rasa Eropa, optimisme terhadap tim ini pun bergejolak. Memang, ini bukan kali pertama Persija menggunakan jasa pemain Eropa, seperti contohnya Simic. Namun, yang berbeda kali ini, tiga slot asing Persija menjadi milik pemain-pemain Eropa.
Datangnya pemain asing berlabel Eropa ini, membuat rasa optimisme the Jakmania meningkat pesat untuk mengangkat performa dan prestasi Persija di Liga 1 musim ini. Meski demikian, memasuki pekan ke-8, para pemain asing Persija ini memiliki banyak catatan, terutama lini depan yang diisi oleh Kremencik dan Yusuf.
Sempat banyak yang menilai Kremencik tidak setajam dan sehaus goal Simic. Jika mengacu pada statistik, memang benar Simic unggul. Mulai dari catatan gol hingga keberhasilan membawa Persija juara liga. Sesuati yang sangat mengesankan dan membekas di hati para the Jakmania. Namun kita harus #ToTheNextLevel dengan move on dari level sebelumnya dan mempercayai Persija di musim ini.
Kembali lagi ke soal Krmencik, dirinya berhasil menjawab kritik dengan mencetak satu gol di Kanjuruhan saat melawan Arema FC. Gol tersebut tidak terbalaskan hingga akhir laga dan memastikan Macan Kemayoran menang di Malang atas Arema untuk pertama kalinya sejak 2003.
Meski kompetisi masih jauh dari kata selesai dan Krmencik masih punya banyak waktu untuk membuktikan diri, setidaknya hal tersebut bisa menjadi angin segar untuk tetap merasa optimistis di sisa musim. Ada perbedaan yang bisa dilihat soal pola permainan Persija di era Simic, dibandingkan sekarang dengan Krmencik.
Dengan Simic, pola permainan saat itu menjadikannya targetman atau hilir dari aliran bola Persija. Bisa dibilang Simic menjadi bagian dari skema pragmatis yang coba dibangun selama beberapa musim belakangan. Kini, Persija lebih sering mengandalkan penguasaan bola dan efektivitas permainan dengan bermain dari kaki ke kaki.
Untuk bagian ini, Kremincik menjalan kan tugasnya dengan apik. Banyak pergerakan tanpa bolanya yang mengecoh lawan hingga membuka ruang untuk rekan setimnya mencetak gol. Kemudian ia ikut melakukan pressure ketika lawan membangun serangan. Kita bisa lihat bahwa di sini Kremencik lebih mementingkan kerja sama tim ketimbang catatan pribadinya. Dengan pola permainan yang berbeda rasanya Kremencik telah menunjukan peningkatan permainan dan adaptasi yang mulai terlihat di beberapa pertandingan terkhir Persija musim ini.
Bukankah kita percaya pada proses? Mari kita nikmati setiap prosesnya semoga Kremencik bisa menunjukan performa terbaiknya seperti saat bermain di Eropa. Di sisi lain, kita harus terus maju menuju level selanjutnya Kita harus tetap percaya pada jajaran kepelatihan dan pemain Persija musim ini baik yang lokal atau pun yang asing, karena “Percaya” itu adalah proses dari #ToTheNextLevel. abidilah/jo